widgeo.net

Minggu, 25 Januari 2015

PENGARUH PERBEDAAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN KANGKUNG

PENGARUH PERBEDAAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN KANGKUNG
Ditulis guna memenuhi tugas Biologi






Oleh :
Nama   : Sirojul Mundzir
NIS       : 17453
Kelas    : X MIA 1


SMA 1 KUDUS
Jln. Pramuka No.41 Telp. / Fax. (0291) 431368 Kudus
Website:http://www.sma1kudus.sch.id.e-mail : sma1kds@yahoo.co.id



KATA PENGANTAR


Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah Sederhana yang berjudul ” PENGARUH PERBEDAAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN KANGKUNG” dengan baik.
Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :
  1. Orang tua yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk mengerjakandan menyelesaikan tugas ini.
  2. Ibu Puji Astuti, S.Pd, Selaku Guru Pembimbing atau Guru Mata pelajaran Biologi yang telah memberi saya tugas ini.
  3. Rekan-rekan seangkatan yang selalu memberi motifasi dan dukungan baik secara Moril maupun secara Materil.
  4. Rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah sederhana ini masih jauh dari sempurna. Seperti peribahasa, tak ada gading yang tak retak. Karya tulis ilmiah ini tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah sederhana yang akan datang.
Kudus, 28 November 2014
Penulis,


(Ahmad Sabiq Mubarok)




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………..…………i
KATA PENGANTAR………………………………………………..……….....ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah……..…………….………….….…..1
  2. Rumusan Masalah…………...…………….…………….…....2
  3. Hipotesis…………………………………………..………….2
  4. Tujuan Penelitian…………………………………………..…2
  5. Manfaat Penelitian………………………………………..…..2
BAB II KAJIAN TEORI
  1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan………..…..……3
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan…………………………………………….…..3
  3. Perkecambahan……………..…………………………….….4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
  1. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………..…7
  2. Alat dan Bahan……………………………………………....7
  3. Cara Kerja ……………………………………………….…...7
  4. Variabel Penelitian……………………………………...........7
BAB IV HASIL PENELITIAN
  1. Tabel Hasil Penelitian……………………………...…………8
  2. Pembahasan…………………………………………….……12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
  1. Simpulan …………………………………….………….…..13
  2. Saran……………………………………………….………..13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….…....iv
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Kangkung,  juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. Merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kangkung masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kangkung ini harus dikerjakan beberapa kali.
Peningkatan produksi kangkung dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serta peningkatan usaha pasaca panen.
Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.
Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat nsuresible (tidak dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan nsure-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.
Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, dan sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi selalu memakai kapas untuk perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam yang menggunakan air biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.
Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan  antara berbagai media tanam itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung nsure-unsur dan struktur yang berbeda-beda.

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa pengaruh perbedaan jenis media terhadap pertumbuhan kangkung?
  2. Mengapa jenis media berpengaruh terhadap pertumbuhan kangkung?
  3. Bagaimana proses pertumbuhan kangkung terhadap pengaruh jenis media yang berbeda?
  4. Pada media mana yang menyebabkan kangkung tumbuh lebih cepat?

  1. Hipotesis
Menurut dugaan kami terhadap percobaan ini, yakni akan terbentuk perbedaan hasil perkecambahan terhadap media yang digunakannya. Media tanah jerami adalah media yang akan mempercepat prosesperkecambahan kangkung tersebut. Sebab, jerami fungsi seperti pada pupuk kompos.
  1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan biji Kangkung.
  1. Manfaat
        1. Dapat mengetahui pengaruh media terhadap pertumbuhan tanaman sawi.
        2. Dapat mengetahui media (tanah) yang baik untuk bercocok tanam.

Bab II
Kajian Teori
  1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, dan jumlah) yang sifatnya irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan kuantitatif ( dapat diukur ). Sedangakan perkembangan merupakan proses perubahan/proses menuju kedewasaan. Dalam proses tersebut, terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), sifatnya irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan kualitatif ( tidak dpat diukur).

  1. Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
  • Faktor dalam (internal) :
  • Hormon tumbuhan
  • Kematangan embrio
Embrio harus mengalami pematangan oleh hormon – hormon agar mengalami proses diferensiasi sel, histogenesis, dan organogenesis sehingga terbentuk kecambah dan berkembang menjadi individu baru.
  • Faktor genetis
Gen yang diturunkan dari tanaman induk ke embrio bisa saja gen dominan, sehingga tumbuhan dapat bersaing mendapatkan nutrisi dengan tumbuhan lain. Atau gen resesif yang tumbuh tidak optimal dan tidak mampu bersaing dengan tumbuhan lain.
  • Faktor luar (eksternal) :
  • Kelembaban udara
Jika kelembaban udara rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat – zat mineral juga meningkat. Hal ini akan membuat pertumbuhan tanaman meningkat. Begitu juga sebaliknya.
  • Intensitas cahaya
Fotosintesis hanya bisa terjadi jika ada cahaya. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap kerja lastic auksin.
  • Suhu
Hormon hanya dapat bekerja optimal jika suhu lingkungan juga optimal. Jika suhu melebihi optimal, aktivitas hormon akan berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel akan terganggu sehingga pertumbuhan juga terganggu.
  • Nutrisi
Nutrisi diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponen – komponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Jika tumbuhan kekurangan nutrisi, akan mengalami defisiensi.
  • Kadar oksigen (areasi)
Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel – sel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah.
  • Kadar air
Air yang cukup diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dari dalam tanah. Air juga berperan dalam peristiwa imbibisi yang menyebabkan perubahan kondisi di dalam sel sehingga lastic – lastic pertumbuhan diaktifkan.


  1. Perkecambahan
Perkecambahan adalah salah satu tahap yang termasuk ke dalam rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan berupa tumbuhnya embrio yang terdapat pada biji. Embrio tersebut akan tumbuh menjadi plantula (tumbuhan kecil) yang akan tumbuh semakin besar menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan suatu biji dipengaruhi oleh faktor-faktor. Dalam perkecambahan biji Kangkung ini, dasar teori yang digunakan adalah teori Totipotensi yang ditulis oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN (Suryowinoto dan Suryowinoto,1977) yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora.
Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan:
  • Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
  • Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
  • Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
  • Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (lasti) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
  • Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai lastic yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan lasticc atau menghambat laju respirasi.


Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami perkembangan. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan lasti-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.
Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, sekam, kapas, dan sejenis lainnya. Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita. Meskipun begitu, sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini masih bergantung kepada tanah. Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar tumbuhan.
Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat fisik tanah dan apa saja yang terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam. Ada dua jenis menia tanam, yaitu :
  1. Media tanam anorganik
Media tanam anorganik adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan lastic umumnya berasal dari komponen benda mati.
  1. Media tanam lastic
Media tanam lastic adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan lastic umumnya berasal dari komponen organisme hidup.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
  1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Di Kos ( Sirojul Mundzir )
Waktu : 24 November – 2 Desember 2014


  1. Alat dan Bahan
  • 3 buah gelas plastik
  • Benih Kangkung
  • Kapas
  • Tanah
  • Jerami
  • Air
  • Sendok
  • Penggaris
  • Alat Tulis

  1. Cara Kerja
  • Menyiapkan 3 media yang akan dijadikan percobaan meliputi kapas, tanah, jerami
  • Memasukkan kapas kedalam gelas A
  • Memasukkan tanah setinggi 3cm ke dalam gelas B
  • Memasukkan tanah campur jerami ke dalam gelas C setinggi 4 cm
  • Membasahi semua media dengan air
  • Memasukkan 4 biji kangkung ke dalam tiap-tiap gelas lastik
  • Menyiram tanaman tiap hari dengan air yang cukup
  • Mengamati perubahan ataupun perkecambahan kangkung yang terjadi selama 1 minggu.

  1. Variabel Penelitian
Variabel bebas : Kapas, Tanah, Jerami
Variabel Terikat : Tingkat pertumbuhan tanaman sawi
BAB IV
HASIL PENELITIAN

  1. Tabel Hasil Penelitian
Media
Waktu

Kapas

Tanah
Tanah + Jerami
Hari ke-1
Benih Kangkung Mulai Pecah
Hari ke-2
0.5 cm
1.5 cm
2-3 cm
Hari ke-3
1 cm
2.5 cm
4 cm
Hari ke-4
2 cm
4 cm
7 cm
Hari ke-5
2-3 cm
6-7 cm
7-8 cm
Hari ke-6
4-6 cm
8-9 cm
10-11 cm
Hari ke-7
9 cm
12 cm
12-13 cm


  1. Pembahasan
  1. Adanya perbedaan kecepatan tumbuh yang terlihat dalam berbedanya ketinggian tanaman, adanya perbedaan kondisi tanaman.
  2. Karena adanya perbedaan daya serap dan nutrisi yang terkandung dalam media tersebut.
  3. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak dan pecah. Proses ini murni fisik.
  4. ]Tanaman akan lebih cepat tumbuh apabila memakai media tanam berupa tanah campur Jerami. Sebaliknya, tanaman akan lebih lama tumbuhnya apabila menggunakan media kapas. Hal ini disebabkan oleh Jerami yang juga bias berfungsi seperti kompos. Sedangkan dalam kapas tidak adanya unsur nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan kangkung.




BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

  1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Sawi yang ditanam di tanah hitam yang mengalami pertumbuhan lebih cepat daripada sawi yang ditanam di tanah yang lainnya.
Pada pengamatan tersebut, terlihat perbedaan tingkat pertumbuhan yang signifikan antara tanaman sawi yang ditanam di tanah hitam, tanah gambut, tanah liat, tanah bakar, dan pasir putih.
Pada hasil pengamatan terlihat bahwa tanah hitam adalah medium yang baik untuk digunakan sebagai media bercocok tanam khususnya tanaman sawi.

  1. Saran
Sebaiknya para petani sawi menggunakan tanah hitam sebagai medium penanaman tanaman sawi. tetapi jika berada didaerah yang berpasir, atau pesisir petani dapat menggunkan media pasir putih sebagai medium bercocok tanam.

DAFTAR PUSTAKA





1 komentar:

Unknown mengatakan...

mantap

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes