PENGARUH
PERBEDAAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN KANGKUNG
Ditulis
guna memenuhi tugas Biologi
Oleh
:
Nama :
Sirojul Mundzir
NIS :
17453
Kelas :
X MIA 1
SMA
1 KUDUS
Jln.
Pramuka No.41 Telp. / Fax. (0291) 431368 Kudus
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah Sederhana
yang berjudul ”
PENGARUH
PERBEDAAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN KANGKUNG”
dengan baik.
Dalam kesempatan ini
pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih
kepada :
- Orang tua yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk mengerjakandan menyelesaikan tugas ini.
- Ibu Puji Astuti, S.Pd, Selaku Guru Pembimbing atau Guru Mata pelajaran Biologi yang telah memberi saya tugas ini.
- Rekan-rekan seangkatan yang selalu memberi motifasi dan dukungan baik secara Moril maupun secara Materil.
- Rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa
dalam penyusunan karya ilmiah sederhana ini masih jauh dari sempurna.
Seperti peribahasa, tak ada gading yang tak retak.
Karya
tulis ilmiah ini tentu masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah sederhana yang akan
datang.
Kudus, 28 November
2014
Penulis,
(Ahmad Sabiq
Mubarok)
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………..…………i
KATA
PENGANTAR………………………………………………..……….....ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………….iii
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah……..…………….………….….…..1
- Rumusan Masalah…………...…………….…………….…....2
- Hipotesis…………………………………………..………….2
- Tujuan Penelitian…………………………………………..…2
- Manfaat Penelitian………………………………………..…..2
BAB
II KAJIAN TEORI
- Pengertian pertumbuhan dan perkembangan………..…..……3
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan…………………………………………….…..3
- Perkecambahan……………..…………………………….….4
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
- Tempat dan Waktu Penelitian……………………………..…7
- Alat dan Bahan……………………………………………....7
- Cara Kerja ……………………………………………….…...7
- Variabel Penelitian……………………………………...........7
BAB
IV HASIL PENELITIAN
- Tabel Hasil Penelitian……………………………...…………8
- Pembahasan…………………………………………….……12
BAB
V SIMPULAN DAN SARAN
- Simpulan …………………………………….………….…..13
- Saran……………………………………………….………..13
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………….…....iv
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kangkung,
juga dikenal sebagai Ipomoea
reptans Poir1.
Merupakan sejenis tumbuhan yang
termasuk jenis sayur-sayuran dan
di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar.
Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan
merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama
di kawasan berair.
Sampai
saat ini perhatian masyarakat terhadap kangkung masih kurang.
Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang
dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kangkung
ini harus dikerjakan beberapa kali.
Peningkatan
produksi kangkung dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis
petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan
masak serempak, serta peningkatan usaha pasaca panen.
Menurut
para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio
yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang
sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan
Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio
atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.
Dalam
perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami
perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya
penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat nsuresible (tidak
dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju
tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam
suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah
keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga
dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan
melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari
awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan
sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan
selalu berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan
nsure-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.
Media
tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan
berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, dan
sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau dalam
perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan
ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi selalu memakai
kapas untuk perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam yang
menggunakan air biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.
Dalam
hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media
tanam itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya
terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan
karena setiap media tanam mengandung nsure-unsur dan struktur yang
berbeda-beda.
- Rumusan Masalah
- Apa pengaruh perbedaan jenis media terhadap pertumbuhan kangkung?
- Mengapa jenis media berpengaruh terhadap pertumbuhan kangkung?
- Bagaimana proses pertumbuhan kangkung terhadap pengaruh jenis media yang berbeda?
- Pada media mana yang menyebabkan kangkung tumbuh lebih cepat?
- Hipotesis
Menurut dugaan kami
terhadap percobaan ini, yakni akan terbentuk perbedaan hasil
perkecambahan terhadap media yang digunakannya. Media tanah
jerami adalah
media yang akan mempercepat prosesperkecambahan kangkung
tersebut. Sebab, jerami
fungsi seperti pada pupuk kompos.
- Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan
perkecambahan biji Kangkung.
- Manfaat
- Dapat mengetahui pengaruh media terhadap pertumbuhan tanaman sawi.
- Dapat mengetahui media (tanah) yang baik untuk bercocok tanam.
Bab
II
Kajian
Teori
- Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah
proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, dan jumlah)
yang sifatnya irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula)
dan kuantitatif ( dapat diukur ). Sedangakan perkembangan merupakan
proses perubahan/proses menuju kedewasaan. Dalam proses tersebut,
terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel),
sifatnya irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan
kualitatif ( tidak dpat diukur).
- Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
- Faktor dalam (internal) :
- Hormon tumbuhan
- Kematangan embrio
Embrio
harus mengalami pematangan oleh hormon – hormon agar mengalami
proses diferensiasi sel, histogenesis, dan organogenesis sehingga
terbentuk kecambah dan berkembang menjadi individu baru.
- Faktor genetis
Gen
yang diturunkan dari tanaman induk ke embrio bisa saja gen dominan,
sehingga tumbuhan dapat bersaing mendapatkan nutrisi dengan tumbuhan
lain. Atau gen resesif yang tumbuh tidak optimal dan tidak mampu
bersaing dengan tumbuhan lain.
- Faktor luar (eksternal) :
- Kelembaban udara
Jika
kelembaban udara rendah, laju transpirasi meningkat sehingga
penyerapan air dan zat – zat mineral juga meningkat. Hal ini akan
membuat pertumbuhan tanaman meningkat. Begitu juga sebaliknya.
- Intensitas cahaya
Fotosintesis
hanya bisa terjadi jika ada cahaya. Jika tidak ada cahaya,
fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Intensitas cahaya juga
berpengaruh terhadap kerja lastic auksin.
- Suhu
Hormon
hanya dapat bekerja optimal jika suhu lingkungan juga optimal. Jika
suhu melebihi optimal, aktivitas hormon akan berkurang. Demikian juga
jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel akan terganggu
sehingga pertumbuhan juga terganggu.
- Nutrisi
Nutrisi
diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponen –
komponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Jika
tumbuhan kekurangan nutrisi, akan mengalami defisiensi.
- Kadar oksigen (areasi)
Oksigen
di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi.
Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel – sel akar
dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah.
- Kadar air
Air
yang cukup diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dari dalam
tanah. Air juga berperan dalam peristiwa imbibisi yang menyebabkan
perubahan kondisi di dalam sel sehingga lastic – lastic pertumbuhan
diaktifkan.
- Perkecambahan
Perkecambahan
adalah salah satu tahap yang termasuk ke dalam rangkaian proses
pertumbuhan dan perkembangan berupa tumbuhnya embrio yang terdapat
pada biji. Embrio tersebut akan tumbuh menjadi plantula (tumbuhan
kecil) yang akan tumbuh semakin besar menjadi tumbuhan dewasa.
Perkecambahan suatu biji dipengaruhi oleh faktor-faktor. Dalam
perkecambahan biji Kangkung ini, dasar teori yang digunakan adalah
teori Totipotensi yang ditulis oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN
(Suryowinoto dan Suryowinoto,1977) yang menyatakan bahwa teori
totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi,
kalau dibudidayakan di dalam media yang
sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang
sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara
normal melalui biji atau spora.
Faktor
yang Mempengaruhi Perkecambahan:
- Faktor Dalam
Faktor
dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
- Tingkat kemasakan benih
Benih
yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak
mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan
makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo,
2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat
sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak
fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat
berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum atau dengan kata lain
benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
- Ukuran benih
Benih
yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan
makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai
sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002).
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi
karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan
dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
- Dormansi
Benih
dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau
juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana
benih-benih sehat (lasti) namun gagal berkecambah ketika berada dalam
kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban
yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
- Penghambat perkecambahan
Menurut
Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih,
adanya larutan dengan nilai lastic yang tinggi serta bahan yang
menghambat lintasan lasticc atau menghambat laju respirasi.
Dalam
perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami
perkembangan. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat
langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya
dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal,
hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh
kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya,
berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan
suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda tergantung media tanam
yang dipakai dan lasti-unsur yang terdapat dalam media tanam
tersebut.
Media
tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan
berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, sekam, kapas, dan
sejenis lainnya. Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah
memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap
air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan
(Sutopo, 2002). Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman
kita. Meskipun begitu, sebagian besar kegiatan pertanian dan
pertamanan sampai saat ini masih bergantung kepada tanah.
Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa
tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap
oleh akar tumbuhan.
Dalam
media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang
pertanian maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu,
sifat fisik tanah dan apa saja yang terkandung dalam tanah sehingga
menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam. Ada dua jenis
menia tanam, yaitu :
- Media tanam anorganik
Media
tanam anorganik adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan
lastic umumnya berasal dari komponen benda mati.
- Media tanam lastic
Media
tanam lastic adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan
lastic umumnya berasal dari komponen organisme hidup.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
- Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat :
Di Kos ( Sirojul Mundzir )
Waktu :
24 November – 2 Desember 2014
- Alat dan Bahan
- 3 buah gelas plastik
- Benih Kangkung
- Kapas
- Tanah
- Jerami
- Air
- Sendok
- Penggaris
- Alat Tulis
- Cara Kerja
- Menyiapkan 3 media yang akan dijadikan percobaan meliputi kapas, tanah, jerami
- Memasukkan kapas kedalam gelas A
- Memasukkan tanah setinggi 3cm ke dalam gelas B
- Memasukkan tanah campur jerami ke dalam gelas C setinggi 4 cm
- Membasahi semua media dengan air
- Memasukkan 4 biji kangkung ke dalam tiap-tiap gelas lastik
- Menyiram tanaman tiap hari dengan air yang cukup
- Mengamati perubahan ataupun perkecambahan kangkung yang terjadi selama 1 minggu.
- Variabel Penelitian
Variabel
bebas : Kapas, Tanah, Jerami
Variabel
Terikat : Tingkat pertumbuhan tanaman sawi
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
- Tabel Hasil Penelitian
Media
Waktu |
Kapas
|
Tanah
|
Tanah
+ Jerami
|
Hari
ke-1
|
Benih
Kangkung Mulai Pecah
|
||
Hari
ke-2
|
0.5
cm
|
1.5
cm
|
2-3
cm
|
Hari
ke-3
|
1
cm
|
2.5
cm
|
4
cm
|
Hari
ke-4
|
2
cm
|
4
cm
|
7
cm
|
Hari
ke-5
|
2-3
cm
|
6-7
cm
|
7-8
cm
|
Hari
ke-6
|
4-6
cm
|
8-9
cm
|
10-11
cm
|
Hari
ke-7
|
9
cm
|
12
cm
|
12-13
cm
|
- Pembahasan
- Adanya perbedaan kecepatan tumbuh yang terlihat dalam berbedanya ketinggian tanaman, adanya perbedaan kondisi tanaman.
- Karena adanya perbedaan daya serap dan nutrisi yang terkandung dalam media tersebut.
- Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak dan pecah. Proses ini murni fisik.
- ]Tanaman akan lebih cepat tumbuh apabila memakai media tanam berupa tanah campur Jerami. Sebaliknya, tanaman akan lebih lama tumbuhnya apabila menggunakan media kapas. Hal ini disebabkan oleh Jerami yang juga bias berfungsi seperti kompos. Sedangkan dalam kapas tidak adanya unsur nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan kangkung.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
- Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, media sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman sawi. Sawi yang ditanam di tanah hitam yang
mengalami pertumbuhan lebih cepat daripada sawi yang ditanam di tanah
yang lainnya.
Pada pengamatan tersebut, terlihat perbedaan tingkat pertumbuhan yang
signifikan antara tanaman sawi yang ditanam di tanah hitam, tanah
gambut, tanah liat, tanah bakar, dan pasir putih.
Pada hasil pengamatan terlihat bahwa tanah hitam adalah medium yang
baik untuk digunakan sebagai media bercocok tanam khususnya tanaman
sawi.
- Saran
Sebaiknya para petani sawi menggunakan tanah hitam sebagai medium
penanaman tanaman sawi. tetapi jika berada didaerah yang berpasir,
atau pesisir petani dapat menggunkan media pasir putih sebagai medium
bercocok tanam.
DAFTAR PUSTAKA
1 komentar:
mantap
Posting Komentar